Intan
Purnama Iswari,rangkaian kata yang dijadikan sebuah nama di sepanjang kehidupan
saya.Saya biasa dipanggil Intan, tapi jika di keluarga besar,saya biasa
dipanggil Kadek.Karena saya anak bungsu dari Bapak Wayan Semeratmaja dan Ibu Ni
Ketut Sarka Atmaja dan memiliki seorang kakak laki-laki yang dibesarkan dari keluarga asli Bali,sehingga
panggilan Kadek dapat berarti adik dan nama panggilan anak kedua yang biasa
dipakai dalam keluarga di Bali.Meskipun saya berasal dari Bali,dari kecil saya
tumbuh dan berkembang di Depok.Saya lahir di Bogor,tepatnya tanggal 29 bulan
November tahun 1993 silam.Proses persalinan ibu dalam melahirkan saya
berlangsung dengan normal.Ternyata sebelum saya lahir,kakak berteriak dari luar
ruang persalinan,dan seketika itu pula saya lahir dengan selamat dan memulai
kehidupan di dunia.Tangisan kencang saya mengawali semua ini,semua yang akan
saya hadapi di dalam hidup,di dalam keindahan dunia,di iringi kemuliaan dan keagungan
Tuhan. Kehadiran saya di dunia menjadi suatu hal yang ditunggu oleh semua
keluarga besar saya sebagai anak perempuan pertama di keluarga.Doa dan harapan
ditujukan kepada bayi mungil ini,Intan Purnama Iswari.
Dek
Intan, nama panggilan yang hingga sekarang melekat dalam diri saya.Sebagai anak
bungsu dalam keluarga dan anak perempuan satu-satunya.Saya dibesarkan di
lingkungan keluarga yang disiplin.Dididik dengan pola asuh yang demokrasi tapi
tetap tegas , sehingga kedisiplinan yang diterapkan orang tua saya sudah
melekat dalam diri saya. Saat umur saya sudah mencukupi untuk bersekolah,saya
disekolahkan di TK Tunas Kasih.Letak TK yang berada di depan komplek perumahan
relatif dekat dari tempat tinggal saya.Sebelum masuk TK pun saya sudah mulai
diajarkan huruf,angka,menyanyi dan mengenal akan objek-objek benda.Saya sangat
senang menyanyi,jika ibu mengajarkan saya lagu-lagu baru,saya sangat gembira
dan mampu menghafalkan lagu-lagu dan menyanyikannya dengan benar. Saya juga
senang berlari,meloncat dan bermain bersama teman-teman di taman bermain
menjadi aktivitas saya saat TK.
Rasa
ingin tahu yang cukup tinggi yang ada dalam diri saya membuat saya selalu ingin
cepat masuk sekolah.Kata Ibu,saya sering berceloteh untuk segera masuk
sekolah.Padahal saat itu saya baru berumur
kurang dari 6 tahun. Namun saat kecil saya termasuk anak yang pemalu
sehingga kemanapun harus bersama ibu atau ayah.Di TK saya mulai memiliki
teman,bermain dan belajar di usia kanak-kanak.Saat TK,saya diantar jemput oleh
jemputan dari TK dimana saya bersekolah.Karena warna mobil itu berwarna putih
sehingga saya dan teman-teman lain menyebutnya jemputan putih.Saya masih
mengingat ketika itu saya akan berangkat sekolah,biasanya kaos kaki dan sepatu
masih dipakaikan oleh Ibu,namun saat itu saya mencoba untuk memakainya sendiri.Dan hasilnya,sepatu kiri
saya pakai di kaki kanan dan sepatu kanan saya pakai di kaki kiri.Ibupun
mentertawai saya dan langsung membenarkan dan menjelaskan cara memakai sepatu
yang benar.Seperti kebanyakan anak-anak perempuan lainnya, saya suka
mengkoleksi boneka.Setiap diajak pergi membeli mainan,saya selalu meminta untuk
dibelikan boneka-boneka.Hingga terkadang orangtua melarang karena mengingat
sudah tidak ada tempat lagi untuk menaruh semua boneka-boneka yang saya koleksi.
Pertumbuhan saya di TK belum begitu
terlihat,tinggi saya masih sepantaran dengan teman-teman lain,rambut yang
tergerai panjang,namun tipis,dijadikan berbagai bentuk model ikat rambut oleh
ibu saya.Kadang dibiarkan terurai,dikepang dua,dikuncir dua atau dikuncir
kuda.Bahkan ibu pernah mengikat dua rambut saya dan dibuat bulat seperti
anak-anak di Jepang.
Setelah selasai bermain dan belajar di TK,saya
melanjutkan pendidikan di SD Pemuda Bangsa.Saya bersekolah di SD yang sama
dengan kakak saya.Saya memiliki seorang kakak laki-laki.Jarak umur saya dan kakak terpaut
4 tahun. Saat SD,saya diantar jemput menggunakan mobil jemputan.Karena
jarak rumah dan sekolah yang cukup jauh.Sifat pemalu yang saya miliki masih
saja melekat.Oleh karena itu ibu mengarahkan saya untuk perlahan menghilangkan
sifat tersebut.Salah satunya dengan mengikuti les tari Bali saat SD dan tampil
diacara-acara tertentu. Lalu,saya melihat kakak tergabung dalam ekstrakuikuler
di sekolah,dan saya pun tertarik untuk mengikutinya.Namun baru saat kelas 4 SD
saya dapat bergabung di ekstrakulikuler yang cukup menjadi andalan di sekolah
saya.Ekstrakulikuler itu adalah Drumband Gita Widya Pemuda Bangsa.Masa-masa
saya di Sekolah Dasar sangat mengesankan,bermain bersama teman-teman,belajar
dan akhirnya tibalah saya memasuki masa pubertas di masa remaja awal.
Setelah
lulus dari SD saya melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Depok.Jarak sekolah yang
cukup jauh membuat saya harus lebih mandiri.Untuk sampai ke sekolah,saya
berangkat menggunakan kendaraan umum.Tapi lebiih sering berangkat bersama kakak
sepupu,untuk menghemat uang jajan.Awalnya karna terbiasa naik jemputan untuk
berangkat dan pulang sekolah saya merasa agak takut jika harus pulang sendirian
seperti itu.Jadi,hari pertama sekolah, ibu mengajarkan saya harus naik angkot
yang mana dan seterusnya,saya pun harus berani dan mengalihkan rasa takut saya
yang dulu.Di SMPN 1 Depok, saya hanya mengenal beberapa teman karena teman dari
SD saya dulu hanya beberapa yang akhirnya melanjutkan pendidikannya di sekolah
yang sama dengan saya.Jadi,saya harus sangat beradaptasi agar dapat mengikuti
hari demi hari di sekolah ini dengan baik.
Memasuki
masa remaja awal ini,pertumbuhan saya semakin pesat.Terlihat dari fisik saya
yang bertambah tinggi.Begitu juga dengan teman-teman perempuan saya yang
lainnya.Di sana banyak sekali hal-hal yang tidak saya alami di sekolah
dasar.Baik dari mata pelajarannya yang semakin banyak dan rumit,teman-teman dan
pergaulan yang baru,dan berbagai hal-hal kompleks lainnya yang membuat saya
benar-benar ingin menyesuaikan diri.Dan dari banyak kegiatan yang tersedia di
SMP saya,entah mengapa saya memilih ekstrakulikuler Paskibra. Karena fisik yang
terkuras serta pola makan yang tidak teratur membuat saya jatuh sakit dan
dirawat di rumah sakit karena menderita types (di semester 1) dan DBD (di semester 2).Tapi untung saja teman-teman
membantu dalam mengejar pelajaran yang tertinggal sehingga prestasi saya di
sekolah tidak turun karena beberapa hari tidak masuk sekolah karena
sakit.Setelah pulih kembali saya beraktifitas kembali dan sangat menjaga pola
makan agar tidak kembali dirawat di rumah sakit.
Setelah
naik ke kelas delapan,saya dianjutkan untuk menjadi pengurus OSIS di SMP
saya.Akhirnya saya mengikuti pemilihan tersebut dan singkat cerita saya di
percayakan untuk menjabat sebagai Sekertaris 2.Di organisasi ini saya menjadi
kenal dengan teman-teman berbeda kelas dan kakak kelas yang berada di satu
organisasi tersebut.Karena pada dasarnya saya seorang yang pemalu, saya sering
sekali enggan dalam berpendapat.Namun di dalam organisasi ini,saya belajar
banyak hal.Salah satunya dalam etika berbicara.Selanjutnya saya mulai terapkan
dalam kehidupan saya sehari hari,mencoba untuk merubah sifat saya yang
pemalu,menunduk jika berjalan dan sedikit demi sedikit saya bisa
menjalankannya. Dan untungnya saja,lagi-lagi nilai-nilai di raport saya tidak
jatuh dan saatnya berjuang di kelas sembilan dalam menghadapi UN.
Dan
dikelas sembilan pun saya sudah mengimpikan Sekolah Menengah Atas yang ingin
saya capai yaitu sekolah dimana kakak saya menuntut ilmu,SMAN 3 Depok.Karena
sekolah itu termasuk dalam sekolah favorit,dengan kata lain saya harus mendapat
nilai yang cukup dalam seleksi masuk siswa baru nanti.Dan di saat UN tiba,saya
pun menjalaninya dengan berdoa,diiringi restu orang tua,dan ilmu-ilmu yang
telah dipelajari sebelumnya.Sampai pada akhirnya surat kelulusan bertuliskan
nama saya menyatakan bahwa saya pun lulus.
Lulus
dari SMP berarti saya sudah semakin beranjak dewasa,namun sifat dasar saya yang
pemalu dan tidak percaya diri masih terkadang muncul dalam diri saya.Saat itu
saya nama saya pun terdaftar sebagai murid baru di SMA Negeri 2 Depok. Sampai
akhirnya masa-masa SMA saya pun dimulai.Putih abu-abu yang mengisi masa remaja
saya.
Saya
harus kembali beradaptasi di sekolah baru ini,dengan
teman-temannya,lingkungannya,pelajarannya dan segala seluk beluk yang akan saya
hadapi selama 3 tahun kedepan.Saat kelas sepuluh,saya menjalani hari-hari di
sekolah dengan biasa-biasa saja.Mengikuti pelajaran yang sudah cukup rumit
dengan mata pelajaran yang sangat banyak dan begitu seterusnya.Untuk sedikit
refreshing, saya kembali mengikuti ekstrakulikuler yang ada di sekolah.Awalnya
saya ingin mengikuti ekstrakulikuler basket.Namun saya terpilih sebagai anggota
pengibaran saat 17 Agustus yang semua anggotanya berasal dari siswa siswi kelas
10.Dan lagi-lagi saya terjun dalam ekstrakulikuler Paskibra.
Dikelas
sepuluh,saya mulai mencari jati diri.Mencari teman dan kegiatan-kegiatan
lainnya.Sampai pada akhirnya saya mendapat suatu kesempatan untuk mengikuti
seleksi calon PASKIBRAKA di tingkat kota Depok.Awalnya saya tidak terlalu
berharap akan lolos seleksi itu, karena menganggap peserta yang lain memiliki
potensi yang lebih dibandingkan saya.Namun tahap demi tahap saya lalui dan pada
akhirnya saya pun bergabung sebagai salah satu dari 42 putra putri yang
terpilih di kota Depok.Rasa syukur atas rezeki yang saya terima di tahun 2009
itu terus mengalir.Namun,dukungan dari teman-teman dan juga senior kepada saya
membawa saya terpilih untuk mewakili kota Depok di tingkat Provinsi Jawa
Barat.Walaupun tidak dapat melanjutkan ke tingkat nasional.Rasa bangga dan
senang dapat menjadi salah satu bagian dari putra putri yang bersatu
mengibarkan bendera pusaka di tingkat Provinsi Jawa Barat menjadi suatu
pengalaman yang berharga di masa-masa SMA saya.
Dan
singkat kata saya naik ke kelas duabelas.Dimana saya lagi-lagi harus
melaksanakan Ujian Nasional untuk lulus dari SMA dan melanjutkan ke perguruan
tinggi. Perjuangan menghadapi secarik kertas yang menentukan nasib kami
selama 3 tahun berada di SMA.Ujian
Nasional pun telah usai dan sampailah kami di gerbang perpisahan.Sekolah saya
pun mendapatkan 100 % kelulusan, ini artinya perjuangan kami bersama sama
selama 3 tahun diakhiri dengan perpisahan kami untuk menggapai cita-cita yang
masih panjang di luar sana.
Perguruan
Tinggi,ya saya akan melanjutkan pendidikan saya di Perguruan Tinggi.Tentunya
saya sangat berharap untuk dapat lolos di perguruan tinggi negeri favorit.Namun
jalan pun mengarahkan saya sampai di sini sebagai mahasiswa Psikologi di
Universitas yang sampai saat ini menjadi almamater tempat saya menuntut
ilmu,Universitas Gunadarma.
Hidup
tidak selalu datar,hidup akan terus mengalir,bergelombang dan banyak rintangan.Kita
tidak akan selalu berada di atas dan juga tidak akan selalu berada di
bawah.Semuanya berputar,seperti rotasi bumi. Terkadang kenyataan tidak seperti
yang kita harapkan.Namun kenyataan akan membawa kita ke satu titik dimana
harapan-harapan yang sirna muncul kembali dan mewarnai hidup kita. Perjalanan
saya masih panjang.Masih ada esok,lusa dan hari-hari berikutnya yang mengiringi
setiap detik dalam kehidupan ini.Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi
dikeesokan hari,tapi kita dapat memprediksi.Jangan sia-siakan setiap pelajaran
hidup yang telah kita dapatkan, dan jangan pernah berhenti berdoa dan
berusaha,dan yakinlah Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan hal terbaik untuk setiap
umat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar