18/03/13

Tulisan 1 : Kesehatan Mental

Konsep Sehat

Bagi setiap orang,kesehatan merupakan satu hal yang sangat penting untuk dijaga.Mengapa demikian? Karena dengan memiliki tubuh yang sehat,  kita dapat beraktifitas dengan maksimal.Kesehatan seharusnya diperhatikan sedemikian rupa,karena tidak dipungkiri juga bahwa penyakit akan datang kapan saja saat kondisi tubuh kita menurun.Karena sehat dan sakit menyatu dengan kehidupan manusia dan ada kalanya manusia berperan sebagai orang yang sehat atau orang yang sakit.



Lalu, apa sebenarnya konsep dari sehat itu sendiri?
Sehat (health)adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun dapat kita rasakan dan diamati keadaannya.Seperti contoh, orang tidak memiliki keluhan-keluhan fisik dipandang sebagai orang yang sehat.Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang gemuk merupakan orang yang sehat.Dalam hal ini,masyarakat melihat konsep dari sehat itu sendiri dalam faktor subjektifitas dan kultural.

WHO (World Health Organization) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas yaitu keadaan yang sempurna baik fisik,mental maupun sosial,tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat.Dalam definisi ini,sehat bukan sekadar terbebas dari penyakit/cacat.Namun semestinya dalam keadaan yang sempurna,baik fisik,mental,maupun sosial.Namun,untuk keperluan praktis,sehat dan sakit biasanya dirumuskan pengertian secara oprasional.Lytte misalnya,mengatakan sehat sebagai orang yang tidak mengalami gangguan atau kesakitan.
Pada dasarnya kesehatan begitu penting untuk kita, oleh karena itu hendaknya kita menjaga kesehatan dengan baik dengan mengembangkan pola hidup sehat agar terbebas dari sakit dan dapat beraktifitas dngan maksimal.

Sumber : Notosoedirdjo,Moeljono,Latipun.1999.Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan.Malang:UMM Press
·        
      Sejarah perkembangan kesehatan mental

Sejarah yang tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara-cara menguranginya.Dan kali ini,saya akan membahas sejarah singkat perkembangan kesehatan mental, mulai dari zaman prasejarah,peradaban-peradaban awal,abad pertengahan,zaman renaisans,abad XVII-Abad XX dan psikiatri.

Zaman Prasejarah

Manusia purba sering mengalami gangguan gangguan baik mental maupun fisik,tetapi manusia purba benar-benar berusaha mengatai penyakit mental.Ia memandang dan merawatnya sama halnya dengan penyakit fisik lainnya.Baginya gigi yang sakit dan seorang yang gila disebabkan oleh penyebab yang sama, yakni roh-roh jahat,halilintar,atau mantera musuh.Jadi untuk penyakit mental atau fisik digunakan perawatan seperti menggosok,menjilat,mengisap,memotong dan membalut.Tapi sungguh menggembirakan karena para pasien penyakit mental diperlakukan secara manusiawi.

Peradaban-peradaban awal


Dalam peradaban awal di Mesopotamia,Mesir,Yahudi,India,Cina dan benua Amerika,imam imam dan tukang sihir merawat orang-orang yang sakit mental.Sepanjang zaman kuno (dari 5000 tahun SM sampai 500 M)penyakit mental menjadi hal yang umum.Di Babilonia dan Mesopotamia,penyakit mental dihubungkan dengan setan dan pengobatannya dilakukan dengan upacara agama dan upacara magis supaya setan keluar dari tubuh pasien.Di Mesir dikembangkan terapi untuk pasien berupa rekreasi dan pekerjaan,serta diterapkan semacam psikoterapiyang serupa dengan beberapa pendekatan modern untuk mengobati penyakit mental..Di Yahudi orang mengartikan penyakit mental sebagai hukuman dan pengobatannya hanyalah dengan cara bertobat pada-Nya.Namun lain hal nya dengan Persia, disana setan-setan dipersalahkan karena menyebabkan penyakit-penyakit mental dan segala penyakit lain.Di Cina,orang-orang memandang bahwa gangguan mental dilihat sebagai penyakit dan dianggap sebagai gangguan proses alam atau ketidakseimbangan antara Yin dan Yang.Sedangkan masyarakat di Afrika berpendapat bahwa gangguan-gangguan fisik dan mental disebabkan oleh musuh,roh jahat atau oleh nenek moyang yang marah.Dan di Yunani, para pasien sakit mental dibawa ke kuil kuil kesehatan di mana perawatannya bertujuan untuk menghilangkan penyebab gangguan mental.

Abad Pertengahan


Dengan hancurnya peradapan Yunani-Romawi,kemajuan ilmu pengetahuan mengalami kemunduran.Banyak hal dalam ilmu kedokteran yang tidak diteruskan dan hal yang lebih buruk seperti takhayul dan ilmu tentang setan dihidupkan kembali.Dalam periode abad 10-15,berkembang dancing mania dimana sejumlah orang menari secara liar.Masa abad ke-15 sampai 18 para pasien penyakit mental dianggap sebagai kerasukan setan dan perawatannya dengan cara mengusir keluar setan dengan cara menghukum atau menyiksanya.


Zaman Renaisans

Meskipun para pasien penyakit mental tenggelam dalam dunia takhayul dan lingkungan yang tidak berperikemanusiaan,namun di negara-negara tertentu di Eropa suara-suara diteriakan oleh tokoh agama,ilmu kedokteran dan filsafat.Usaha-usaha mereka selama masa tersebut mungkin digambarkan sebagai "terang dalam kehidupan".Di Switzerland mengakui penyebab penyakit mental dan menolak kaitan demonology.Sedangkan di Perancis menganggap bahwa penyakit mental tidak berbeda dengan penyakit fisik dan pasien harus diperlakukan secara manusiawi.

Abad XXVI-XX

Pada awal abad ke-18 dilihat sebagai "Zaman Rasio",perhatian dipusatkan pada klasifikasi dan sistem,suatu hal yang mungkin sama dengan klasifikasi sistem.Pada zaman ini,baik di Perancis,Inggris,Jerman,Italia,Amerika Latin,Amerika Serikat, lebih mengedepankan pada perilaku yang berperikemanusiaan untuk menghadapi serta menangani orang-orang yang memiliki penyakit mental.Di Perancis,Pinel mempelopori perlakuan dan pemahaman manusiawi terhadap orang-orang yang mengalami kekalutan mental.Pinel ditetapkan sebagai Bapak Psikiatri yang telah meletakan dasar psikiatri bagi masa yang akan datang.Ia kemudian diserahkan tugas dan tanggung jawab atas rumah sakit Salpetriere.Rumah sakit Salpetriere dan Bicetere sebagai rumah sakit modern pertama untuk para pasien sakit mental.Pada tahun 1908,Clifford Beers yang pernah menjadi pasien Rumah Sakit jiwa menulis buku "A Mind That Found It Self" yang memberikan efek menyebarkan visi mengenai gerakan kesehatan mental.

Psikiatri


Pada tahun 1800-an ada usaha untuk menolong paien sakit mental,tetapi dokter-dokter belum menemukan penyebab,pencegahan dan penyembuhan yang efektif untuk penyakit mental walaupun mereka sudah mengklasifikasikan beribu ribu macam kekalutan mental.Pada abad 19 kesehatan mental berkembang pada 4 bidang umum,yaitu perlakuan terhadap pasien sakit mental yang lebih manusiawi dan rasional oleh masyarakat,langkah-langkah untuk memperbaiki lembaga untuk penyakit mental,perhatian para penulis besar dan filsufyang berpengaruh pada psikologi dan tingkah laku manusia dan sistem klasifikasi yang komprehensif bagi kekalutan mental.Tokoh yang paling berpengaruh dalam bidang psikiatri pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 adalah Emil Kraepelin.Di tahun 1883,ia menerbitkan buku pelajaran yang menguraikan penyakit mental berdasar patologi organik.Ia mengembangkan sistem teoritis menjadi dua katagori besar yang disebabkan oleh faktor-faktor endogen(dari dalam tubuh) dan faktor-faktor eksogen (dari luar tubuh).



Sumber : Semiun,Yustinus.2006.Kesehatan Mental 1.Yogyakarta:Penerbit Kanisius.

Pendekatan Kesehatan Mental


Keanekaragaman konsep mengenai kesehatan mental,beberapa ahli mengemukakan semacam orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental.Saparinah Sadli (dalam Suroso,2001:132) mengemukakan tiga orientasi kesehatan mental.Tiga orientasi tersebut diantaranya , orientasi klasik,orientasi penyesuaian diri dan terakhir orientasi pengembangan potensi.Agar lebih jelasnya,saya akan membahas satu-persatu dari tiga orientasi kesehatan mental tersebut.

Orientasi Klasik


Menurut pendekatan orientasi klasik , seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti ketegangan,rasa lelah,cemas,rendah diri,atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat serta mengganggu efisiensi sehari-hari.


Orientasi Penyesuaian diri


Menurut pendekatan kedua yaitu orientasi penyesuaian diri,seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu menggembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.


Orientasi Pengembangan Potensi


Pendekatan terakhir dalam kesehatan mental adalah orientasi pengembangan potensi dimana seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri


Sumber : Rochman,Kholil Lul.2010.Kesehatan Mental.Purwokerto : Fajar Media Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar